Termasuk kegiatan rutin orang tua saya adalah menanam sayur mayur, yaitu bayam dan sawi. Tanaman bayam dan sawi harus disiram dua kali sehari, pagi dan sore.
Tanah yang akan ditanami bayam dibuat bedhengan-bedengan lebar sekitar 80 cm, panjang bedengan relatif, namun antara 5 - 8 meter. Sebelum ditanami, tanah bedengan diberi pupuk kandang dari kotoran sapi peliharaan sendiri.
Bibit bayam disemai di tempat khusus. Kalau besarnya bibit sudah cukup, kira-kira tingginya 5 cm sudah bisa dipindah ke tempat penanaman. Penanaman dilakukan sore hari agar tidak layu.
Untuk mempercepat pertumbuhan tanaman sayuran, dipupuk dengan pupuk urea. Cara pemupukan dapat dengan cara ditabur lalu disiram, atau langsung dilarutkan dalam air yang akan dipakai untuk menyiram. Untuk tanaman yang masih kecil, pupuk langsung dilarutkan ke air.
Bayam yang ditanam adalah jenis bayam potong, yaitu dipanen dengan cara dipotong, bukan dicabut. Untuk jenis ini, panen bisa dilaksanakan berkali-kali setiap lima hari sekali. Sekali tanam bisa sampai umur 6 bulan. Kalau mulai panen pada umur 40 hari, maka sekali tanam bisa dipanen 25 kali.
Biasanya saya membantu menyiram tanaman sayuran pada sore hari, karena pagi sekolah.
Ibu saya menjual sayuran hasil tanamannya di pasar, yang jaraknya sekitar 6 km dari rumah. Tidak seperti pedagang penjual sayur, ibu saya menjual dengan harga borongan kepada pedagang sayur. Karena itu dagangannya langsung habis, cepat pulang dan kembali bekerja.
Saat menyenangkan adalah saat ibu pulang dari pasar karena pasti membawa oleh-oleh jajanan pasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar