Bahkan lebih dari itu. Dalam hal hak untuk mendapatkan pendidikan pun anak perempuan dibatasi. Katanya, anak perempuan itu yang penting bisa masak, bisa melayani suami, bisa mencuci, bisa mengurus rumah dan bisa mengasuh anak. Kalau sudah menjadi istri orang, seorang istri istilah atau sebutannya adalah "kanca wingking", artinya "teman di belakang". Seorang isteri ada di belakang layar. Tugasnya di dapur, membuatkan minum kalau ada tamu, dan semacamnya. Bahkan ada istilah "swarga nunut, neraka katut", yang artinya, kalau suaminya hidupnya enak dia ikut enak, kalau suaminya sengsara ia ikut sengsara.
RA Kartini telah mendobrak hal ini. Kumpulan surat-suratnya yang dikirimkan kepada teman-temannya telah dirangkum dan dibukukan dalam sebuah buku yang diberi judul "Habis Gelap Terbitlah Terang", yang merupakan simbul tuntutan anak perempuan untuk mendapatkan hak-haknya untuk mengembangkan diri setara dengan anak laki-laki.
Anak-anak perempuan jaman sekarang sudah menikmati perjuangan RA Kartini. Anak-anak perempuan bebas untuk mengikuti pendidikan sampai stinggi-tingginya. Setelah dewasa, bisa menempuh karier pada bidang pekerjaan yang wajar.
Selamat Hari Kartini. Selamat menikmati emansipasi. Selamat belajar dan berkarya kepada wanita Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar