Kontan anak itu menangis. Anak itu tahu, ibunya pasti akan marah kepadanya. Ternyata benar, karena mendengar suara gelas pecah ibunya datang ingin melihat apa yang terjadi. Ibu itu datang dengan tergesa-gesa sambil marah-marah. Melihat ibunya datang sambil marah-marah anak itu mengangis makin keras.
Namun di sela-sela suara tangisnya, ada ucapan lain yaitu "ibu, ibu ", karena baru itu yang bisa ia ucapkan dan ia mengerti.
Itu adalah ilustrasi. Itu adalah pelajaran. Kita dapat mengambil pelajaran dari hal tersebut.
Kita tiap saat disibukkan dengan urusan kita. Mungkin urusan dagang, mungkin urusan produksi, ataupun urusan lain sesuai profesi kita masing-masing. Terkadang kita begitu asik denga urusan yang menarik perhatian kita karena adanya suatu sebab, atau harapan tertentu, lalu kita lengah, kita lupa dan mengakibatkan ada sesuatu yang kita lupakan. Bahkan mungkin kita melakukan apa yang seharusnya kita tinggalkan, dan melupakan apa yang seharusnya kita lakukan. Akhirnya kemalangan menimpa, misalnya rugi dalam berdagang, uang hilang gak jelas perginya, mengalami kecelakaan lalu lintas karena lengah, dan sebagainya, yang akhirnya kita mengalami kerugian, lalu kita menyesal, mengeluh dan berteriak mengapa begini.
Mungkin kita pun akan mengangis seperti anak kecil dalan ilustrasi tersebut, namun kita malu karena sudah tua.
Apa yang harus kita lakukan kalau sudah terjadi seperti itu?
Tidak ada lain adalah mendekat dan lebih mendekatkan diri kepada Allah, seperti anak kecil itu, yang di dalam tangisnya selalu menyebut "ibu, ibu", agar Allah berkenan meringankan penderitaan kita, menolong dan merahmati kita.
Semoga bermanfaat.
Salam,
Sudarsono/Simbah
081514115168
www.facebook.com/darsonosimbah
www.twitter.com/Darsono_Simbah
http://cattattann.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar