Pola pemberdayaan masyarakat yang telah pernah dilaksanakan pada masa lalu perlu untuk diangkat kembali, mengingat pola tersebut sangat bagus, setidaknya menurut pendapat saya. Pola tersebut adalah pola dialog interaktif dari hati ke hati oleh pembina masyarakat dengan dukungan dari pemerintah, untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan di lingkungan masing-masing, dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kalaupun hasil yang dicapai pada waktu itu dinilai kurang berhasil, bukan karena polanya, tapi karen faktor-faktor lain.
Pola pemberdayaan yang dimaksud adalah diadakannya tatap muka antara pembina dengan sekelompok masyarakat. Pembina menyampaikan pengantar pembicaraan kepada masyarakat yang intinya adalah mengajak kepada masyarakat untuk berdialog. Setiap orang yang hadir diberi kesempatan untuk menyampaiakan permasalahannya atau mengutarakan gagasannya untuk peningkatan taraf hidupnya. Dari hasil komunikasi tersebut oleh pembina lalu dikumpulkan dan dibahas bersama masyarakat, lalu dikemas dalam bentuk saran kepada kepada pemerintah.
Kesimpulan yang diambil oleh pembina tentang kelompok masyarakt yang dibinanya ada tiga kelompok, yaitu :
1. Tertinggal. Kelompok ini kelompok miskin dan berpendidikan rendah. Mereka bahkan tidak tahu apa keinginannya dan rencana yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki taraf hidupnya. Terhadap kelompok ini pembina memberikan kepada pemerintah untuk diberikan penyuluhan-penyuluhan dan dan stimulasi, misalnya diadakan penyuluhan teknis tentang bagaimana menanam tanaman sayur, bagaimana cara beternak sapi dan sebagainya, lalu pemerintah memberikan bantuan modal. Dari sini diharapkan tercipta kedekatan antara masyarakat dengan pembina, sehingga mereka terbiasa untuk mengutarakan keinginannya dan mau menerima nasehat sehinggan statusnya berubah menjadi Swakarsa, artinya sudah mempunyai kehendak sendiri..
2. Swakarsa. Kelompok ini kelompok miskin dan berpendidikan rendah sampai menengah. Mereka sudah mempunyai keinginan dan rencana yang akan dilakukan, namun terkendala masalah teknis dan pembiayaan. Terhadap kelompok ini, pemerintah diharapkan memberikan bantuan teknis lanjutan dan pembiayaan. Melalui pembinaan yang baik diharapkan kelompok ini dapat meningkat menjadi kelompok Swadaya, artinya sudah mempunyai kemampuan Secara teknis, namun dari segi pembiayaan tetap masih perlu dibantu sebagian.
3. Swadaya. Kelompok ini adalah kelompok masyarakat yang lebih maju. Untuk meningkatkan taraf hidupnya, mereka sudah mempunya rencana yang baik dan mempunya kemampuan teknis untuk melaksanakannya, hanya terkendala masalah pembiayaan. Terhadap kelompok ini pemerintah perlu memberikan tambahan pembiayaan bila diperlukan. Pemberian ketrampilan teknis bersifat kondisional saja. Melalui pembinaan diharapkan meningkat menjadi kelompok Swasembada, artinya mempunyai kemampuan secara teknis dan kemampuan pembiayaan.
Pola pembinaan semacam ini menurut penilaian saya masih relevan untuk dilaksanaka.
Salam,
Sudarsono/Simbah
081514115168
www.facebook.com/darsonosimbah
www.twitter.com/Darsono_Simbah
http://cattattann.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar