Sabtu, 19 Februari 2011

Tersenyumlah

Siapakah yang tidak pernah tersenyum?

Muram, tersenyum dan tertawa merupakan cerminan tentang suasana hati. Tentu hal ini berlaku untuk keadaan normal, bukan orang yang sedang melakukan akting.

Muram menunjukkan keadaan hati yang sedang bermasalah, sedangkan tertawa menunjukkan bahwa hati sedang dalam puncak kegembiraan. Tersenyum adalah keadaan pertengahan antara muram dan tertawa.

Kapankah kita mulai tersenyum?

Kalau kita pernah perhatikan bayi, ternyata bayipun sering tersenyum dan tertawa. Mengapa bayi bisa senyum dan tertawa, sedangkan ia belum bisa berbicara dan belum mengerti bahasa orang dewasa?

Tentulah ia tersenyum atau tertawa karena hatinya gembira. Reaksi orang di sekitarnya pun berupa rasa senang, lalu ikut tersenyum atau tertawa, artinya ikut merasakan kebahagiaan bayi tersebut.

Bayi tetaplah bayi, bukan ahli sandiwara. Reaksi berupa senyuman atau tertawa bayi tentulah alamiah, tidak dibuat-buat. Karena itu menyebabkan orang lain terpengaruh ikut merasakan suasana hati senang.

Karena itu jika hati bahagia, ungkapkanlah kebahagiaan itu, beritahukan kebahagiaan itu, ekspresikan rasa senang hati itu, dengan senyuman, agar orang lain turut merasa bahagia. Tersenyumlah. Jangan sering bermuram durja. Tersenyumlah, maka dunia akan tersenyum mengiringi senyumanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...