Jakarta, 10 Mei 2011
Penonton. Pada pertandingan sepak bola biasanya banyak penontonnya. Apalagi kalau yang bertanding klub yang bagus. Betapa ramainya para penonton mensupport tim favoritnya, meskipun terkadang kalah juga. Padahal sebagai penonton sudah berkorban waktu, tenaga, dan bahkan uang demi mendukung kesebelasan favoritnya. Apa yang didapat penonton, paling besar adalah rasa puas, bila kesebelasan favoritnya menang.
Pelaku. Pelaku pada pertandingan sepakbola tentu merasa gembira bila jumlah penontonnya banyak. Penonton banyak berarti pertandingan diprediksi berjalan bagus. Selain itu adalah jumlah pemasukan yang besar dari penjualan karcis, yang tentunya akan berefek baik bagi kelangsungan penghasilan pelaku sepak bola. Bila kesebelasan memenangkan pertandingan, pamornya naik, rangking naik. Apalagi bagi pemain favorit, nilai kontraknya tentu akan naik.
Demikian sekilas gambaran anatara penonton dan pelaku. Pada umumnya penonton lebih banyak bicaranya dari pada pelaku. Penonton lebih berani bersuara dari pada pelaku. Namun kita tahu keberhasilan ditentukan oleh pelaku, bukan penonton. Dan seperti itulah kehidupan berjalan pada umumnya.
Menjadi Penonton.
Akankah selamanya kita hanya menjadi penonton dalam banyak persoalan? Jika iyu yang dipilih, maka tidak akan mendapatkan apapun. Paling besar yang didapat hanya rasa puas yang akan segera hilang, atau rasa kecewa dan kecewa.
Menjadi Pelaku.
Ataukah akan menjadi pelaku? Nah tentunya ini yang diharapkan. Menjadi pelaku. Menjadi pelaku jauh lebih sulit dari pada menjadi penonton, karena seorang pelaku menghadapi banyak persoalan, banyak tantangan, banyak hambatan dan gangguan. Dan hambatan yang paling besar adalah yang berasal dari diri sendiri.
Hambatan dari diri sendiri antara lain merasa tidak mampu, tidak mau fokus, tidak mau belajar dan berlatih, dan mudah putus asa.
Namun sebenarnya setiap diri manusia tentu mempunyai keunggulan tertentu untuk menjadi pelaku pada bidang tertentu. Karena itu keberanian mencoba melakukan sesuatu itu penting, agar tahu apa yang tidak dapat saya lakukan dan apa yang dapat saya lakukan, apa yang saat melakukan merasa nyaman dan apa yang tidak nyaman, apa yang dapat menghasilkan nilai tambah dan apa yang selalu merugi.
Karena itu jadilah pelaku, karena hanya pelaku yang dapat menghasilkan sesuatu, hanya pelaku yang dapat berhasil, hanya pelaku yang dapat sukses.
Salam,
Sudarsono/Simbah
081514115168
www.facebook.com/darsonosimbah
www.twitter.com/Darsono_Simbah
http://cattattann.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar