Seorang anak kecil belajar berdiri. Ia dapat berdiri sejenak lalu terjatuh. Anak itu pun menangis karena merasakan sakit saat terjatuh. Namun apakah anak itu tidak akan mencoba berdiri? Tidak. Pada kesempatan lain ia akan mencoba dan mencoba terus, hingga akhirnya ia dapat berdiri kokoh, bahkan dapat berjalan dan berlari. Begitulah gambaran seseorang yang memulai melakukan sesuatu yang baru.
Orang yang mulai belajar menulis, akan mendapati banyak hambatan dalam menuangkan ide untuk ditulis. Dan hambatan itu berasal dari dirinya sendiri, bukan dari orang lain.
Hambatan itu antara lain adalah perasaan tidak mampu dengan berbagai bentuk ungkapan, misalnya saya tidak ada bakat menulis, saya sulit menentukan judul, saya tidak dapat membuat kalimat yang mudah dimengerti, saya tidak dapat membuat alur tulisan, dan sebagainya.
Hambatan yang lain adalah perasaan rendah diri melihat orang lain yang sudah pandai menulis. Ia merasa bahwa tidak mungkin membuat tulisan yang lebih baik atau setidaknya setara dengan orang-orang itu, dan tidak berani mencoba.
Kedua hal di atas harus dihilangkan secara bertahap. Untuk itu segeralah mulai menulis hal-hal sederhana yang biasa dilakukan, atau tanggapan atas suatu peristiwa. Misalnya, saat di perjalanan melihat seorang pejalan kaki tiba-tiba terjatuh karena kakinya membentur trotoar jalan. Coba tulis kejadian itu. Baca ulang apakah kira-kira dapat dimengerti orang lain yang membaca. Jika masih ada pertanyaan, perbaiki lagi tulisan itu sampai dapat dimengerti.
Saya kira lama kelamaan rasa percaya diri akan bertambah, rasa pesimis berubah menjadi optimis. Jangan lupa untuk menambah perbendaharaan kata dan pengetahuan dengan banyak membaca.
Lakukan kegiatan menulis secara rutin, paling tidak satu hari membuat satu tulisan pendek. Yakinlah dengan cara ini kemampuan menulis akan selalu meningkat.
Salam,
Sudarsono/Simbah
081514115168
www.facebook.com/darsonosimbah
www.twitter.com/Darsono_Simbah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar