Jumat, 18 Maret 2011

Sang Pengembara (1)

Seseorang tengah menempuh perjalanan yang sangat jauh. Sebut saja di Sang Pengembara. Pengembaraannya bermula saat ia lahir ke dunia. Selama sekian tahun ia masih dibantu oleh orang-orang terdekat. Kemudian Allah memberinya kemampuan lebih kepadanya, sehingga ia mampu mengumpulkan materi yang sangat banyak jumlahnya.

Ia sangat mencintai semua yang berhasil ia kumpulkan. Tak rela ia melepaskan barang-barang itu sedikitpun kecuali dengan terpaksa. Bahkan setiap ia melihat sesuatu yang menyenangkan matanya, ia pasti akan mengambilnya dengan cara apapun.

Orang lain memandangnya sebagai orang yang kaya raya, orang yang terpandang, kedudukannya di masyarakat tinggi.

Namun ternyata pandangan orang itu salah. Sang Pengembara merasa setiap hari beban yang ia pikul dalam pengembaraannya semakin berat. Ia juga merasa sulit untuk menjaga barang-barang pengembaraannya itu.

Suatu ketika seseorang menawarkan jasa pengiriman, tentunya dengan tarif tertentu, agar bawaan Sang Pengembara berkurang dan barang cepat sampai tujuan, tapai Sang Pengembara menolaknya.

"Tuan Pengembara, bolehkah saya bantu bawaan Tuan?", kata orang itu.

"Jangan, ini semua barang-barang kesukaan saya." tukas sang pengembara.

"Tapi saya kasihan melihat Tuan, terlihat bebannya sangat berat." balas orang itu.

Sang Pengembara marah setiap kali ada orang yang ingin membantunya. "Enak saja dia mau membawakan barang-barang kecintaan saya. Pasti dia ingin memilikinya.", demikian kata Sang Pengembara dalam hati setiap kali ada orang yang menawarkan jasa.

Sudah tak terhitung berapa orang yang bersedia membantunya, baik yang bicara langsung dengan Sang Pengembara maupun yang tidak. Namun tak satupun yang ia terima bantuan itu.

Akhirnya sampailah ia di depan pintu gerbang akhir pengembaraan. Sang Pengembara pengembara tidak berani memasukinya, padahal Sang Pengembara melihat banyak pengembara lain yang cepat-cepat masuk.

"Fulan, cepat kau masuk, biar tidak mengganggu orang lain", perintah penjaga pintu gerbang.

Sang Pengembara tak berani masuk karena ia sangat mencintai barang bawaannya, sedangkan di pintu gerbang tertulis pengumuman yang menyatakan bahwa semua barang bawaan harus ditinggalkan. Yang boleh dibawa hanya selembar kain putih penutup badan.

Melihat Sang Pengembara pengembara tidak juga masuk, penjaga akhirnya menyeretnya dengan paksa dan melemparkannya ke dalam.

==========

Salam,

Simbah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...