Sekitar 20 tahun yang lalu, seorang petani pernah bercerita kepadaku tentang hilangnya singkong di ladangnya. Kejadian itu tidak hanya sekali, namun berturut-turut. Jumlah pohon singkong yang dicuri setiap malamnya hanya satu atau 2 batang saja. Karena itu ia berinisiatif untuk mencari tahu siapa gerangan yang telah mencuri singkong dari ladangnya.
Pada suatu malam, ia pergi ke ladang singkongnya. Ia duduk di suatu tempat terlindung, namun dapat mengamati jika ada orang yang datang. Setelah menunggu sekian lama, akhirnya yang ia tunggu muncul. Seseorang yang telah benar-benar ia kenal mendatangi ladang singkongnya. Lalu orang itu mencabut sebatang pohon singkong dan membawa pulang singkongnya. Pencuri itu tidak tahu bahwa ada sesorang yang mengamatinya.
Begitu pencuri itu hilang dari pandangan karena telah pergi jauh, petani itu pulang. Dalam hati ia berkata "Mengapa si Fulan mencuri singkong saya. Padahal kalau ia mau minta, insya Allah akan saya kasih."
Waktu saya tanyakan siapakah orang yang mencuri itu?
Dia menjawab "Cukuplah Allah yang tahu. Bahkan saya menyesal telah tahu siapa pencuri itu. Saya khawatir akan mendatangkan sesuatu yang tidak baik bagimu, jika kamu mengetahuinya."
Salam,
Simbah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar