Telur kupu-kupu menetas menjadi ulat. Bentuknya jelek, orang tidak suka melihatnya. Dia makan begitu rakus. Namun setelah sampai waktunya ia berfikir, haruskah saya seperti ini? Gerakan dan pandangannya sangat terbatas. Ia melihat burung yang terbang, lalu berfikir dapatkah aku seperti burung itu, terbang ke sana ke mari dengan bebas.
Datanglah malaikat kepadanya. "Maukah kamu bisa terbang?", ulat menjawab "Ya, saya mau, tapi bagaimana caranya?"
Lalu malaikat itu memberitahu bagaimana caranya agar ulat dapat terbang. Malaikat juga memberitahu betapa berat yang harus ditempuh dan nyawa sebagai taruhannya. Namun ulat sanggup menjalani semua itu.
Ulat kemudian mencari tempat yang dianggap aman untuk melaksanakan keinginannya. Ia berubah menjadi kepompong, yang tidak dapat bergerak sama sekali. Ia menutup semua komunikasi dengan pihak lain dan terus berdo'a.
Akhirnya keinginannya yang disertai pengorbanan itu terkabul. Ulat itu berubah menjadi kupu-kupu. Kupu-kupu itu lalu terbang melihat-lihat betapa luas bumi ini. Dan kebiasaan makannya pun berubah. Semua berubah.
Namun sayang, usianya hanya beberapa hari, tapi ia tak pernah menyesali keadaannya. Meskipun hidup sebagai kupu-kupu tidak lama, namun ia merasa bangga karena tidak lagi merusak seperti waktu menjadi ulat dulu, bahkan ia telah membantu tumbuh-tumbuhan, membantu penyerbukan.
Dan akhirnya kupu-kupu itu pun mati dalam keadaan berbuat baik.
Salam,
Darsono/Simbah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar