N.Hidayat menulis:
> Sangat inspiratif..
> Copas dari milis tEtangga..
> Maaf kalo REpost..
>
> ----------------------------------------------------------
>
> > Von: Joy Anggraini, März, 2011 08:34 Uhr
>
> >
>
> > Memang agak panjang, tapi baik sekali untuk dibaca.
>
> > Ditulis oleh seorang teman yg tinggal Jepang:
>
> >
>
> >
>
> > Say YES to GAMBARU!
>
> > By Rouli Esther Pasaribu
>
> >
>
> > Terus terang aja, satu kata yang bener2 bikin muak jiwa raga setelah tiba di Jepang dua tahun lalu adalah : GAMBARU alias berjuang mati-matian sampai titik darah penghabisan.
>
> > Muak abis, sumpah, karena tiap kali bimbingan sama prof, kata-kata penutup selalu :
>
> > motto gambattekudasai (ayo berjuang lebih lagi), taihen dakedo, isshoni gambarimashoo (saya tau ini sulit, tapi ayo berjuang bersama-sama),
>
> > motto motto kenkyuu shitekudasai (ayo bikin penelitian lebih dan lebih lagi).
>
> >
>
> > Sampai gw rasanya pingin ngomong, apa ngga ada kosa kata lain selain GAMBARU? apaan kek gitu, yang penting bukan gambaru.
>
> >
>
> > Gambaru itu bukan hanya sekadar berjuang2 cemen gitu2 aja yang kalo males atau ada banyak rintangan, ya udahlah ya...berhenti aja.
>
> > Menurut kamus bahasa jepang sih, gambaru itu artinya : "doko made mo nintai shite doryoku suru" (bertahan sampai kemana pun juga dan berusaha abis-abisan)
>
> >
>
> > Gambaru itu sendiri, terdiri dari dua karakter yaitu karakter "keras" dan "mengencangkan".
>
> > Jadi image yang bisa didapat dari paduan karakter ini adalah "mau sesusah apapun itu persoalan yang dihadapi, kita mesti keras dan terus mengencangkan diri sendiri, agar kita bisa menang atas persoalan itu"
>
> > (maksudnya jangan manja, tapi anggap semua persoalan itu adalah sebuah kewajaran dalam hidup, namanya hidup emang pada dasarnya susah, jadi jangan ngarep gampang, persoalan hidup hanya bisa dihadapi dengan gambaru, titik.).
>
> >
>
> > Terus terang aja, dua tahun gw di jepang, dua tahun juga gw ngga ngerti, kenapa orang2 jepang ini menjadikan gambaru sebagai falsafah hidupnya.
>
> >
>
> > Bahkan anak umur 3 tahun kayak Joanna pun udah disuruh gambaru di sekolahnya, kayak pake baju di musim dingin mesti yang tipis2 biar ngga manja terhadap cuaca dingin, di dalam sekolah ngga boleh pakai kaos kaki karena kalo telapak kaki langsung kena lantai itu baik untuk kesehatan, sakit2 dikit cuma ingus meler2 atau demam 37 derajat mah ngga usah bolos sekolah, tetap dihimbau masuk dari pagi sampai sore, dengan alasan, anak akan kuat menghadapi penyakit jika ia melawan penyakitnya itu sendiri.
>
> >
>
> > Akibatnya, kalo naik sepeda di tanjakan sambil bonceng Joanna, dan gw ngos2an kecapean, otomatis Joanna ngomong : Mama, gambare! mama faitoooo! (mama ayo berjuang, mama ayo fight!).
>
> >
>
> > Pokoknya jangan manja sama masalah deh, gambaru sampe titik darah penghabisan it's a must!
>
> >
>
> > Gw bener2 baru mulai sedikit mengerti mengapa gambaru ini penting banget dalam hidup, adalah setelah terjadi tsunami dan gempa bumi dengan kekuatan 9.0 di jepang bagian timur.
>
> > Gw tau, bencana alam di indonesia seperti tsunami di aceh, nias dan sekitarnya, gempa bumi di padang, letusan gunung merapi....juga bukanlah hal yang gampang untuk dihadapi. Tapi, tsunami dan gempa bumi di jepang kali ini, jauuuuuh lebih parah dari semuanya itu. Bahkan, ini adalah gempa bumi dan tsunami terparah dan terbesar di dunia.
>
> >
>
> > Wajaaaaaaar banget kalo kemudian pemerintah dan masyarakat jepang panik kebingungan karena bencana ini. Wajaaaaar banget kalo mereka kemudian mulai ngerasa galau, nangis2, ga tau mesti ngapain.
>
> >
>
> > Bahkan untuk skala bencana sebesar ini, rasanya bisa "dimaafkan" jika stasiun-stasiun TV memasang sedikit musik latar ala lagu-lagu ebiet dan membuat video klip tangisan anak negeri yang berisi wajah-wajah korban bencana yang penuh kepiluan dan tatapan kosong tak punya harapan.
>
> >
>
> > Bagaimana tidak, tsunami dan gempa bumi ini benar-benar menyapu habis seluruh kehidupan yang mereka miliki. Sangat wajar jika kemudian mereka tidak punya harapan.
>
> >
>
> > Tapi apa yang terjadi pasca bencana mengerikan ini?
>
> >
>
> > Dari hari pertama bencana, gw nyetel TV dan nungguin lagu-lagu ala ebiet diputar di stasiun TV.
>
> > Nyari-nyari juga di mana rekening dompet bencana alam. Video klip tangisan anak negeri juga gw tunggu2in. Tiga unsur itu (lagu ala ebiet, rekening dompet bencana, video klip tangisan anak negeri), sama sekali ngga disiarkan di TV.
>
> > Jadi yang ada apaan dong?
>
> >
>
> > Ini yang gw lihat di stasiun2 TV :
>
> >
>
> > 1. Peringatan pemerintah agar setiap warga tetap waspada
>
> >
>
> > 2. Himbauan pemerintah agar seluruh warga jepang bahu membahu menghadapi bencana (termasuk permintaan untuk menghemat listrik agar warga di wilayah tokyo dan tohoku ngga lama-lama terkena mati lampu)
>
> >
>
> > 3. Permintaan maaf dari pemerintah karena terpaksa harus melakukan pemadaman listrik terencana
>
> >
>
> > 4. Tips-tips menghadapi bencana alam
>
> >
>
> > 5. nomor telepon call centre bencana alam yang bisa dihubungi 24 jam
>
> >
>
> > 6. Pengiriman tim SAR dari setiap perfektur menuju daerah-daerah yang terkena bencana
>
> >
>
> > 7. Potret warga dan pemerintah yang bahu membahu menyelamatkan warga yang terkena bencana (sumpah sigap banget, nyawa di jepang benar-benar bernilai banget harganya)
>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar