Mobil Esemka sampai hari ini masih belum lolos uji tipe, yaitu pada mata uji emisi dan lampu utama. Hal ini menyebabkan Esemka harus kembali disempurnakan, agar nantinya dapat diajukan uji ulang.
Terkait dengan hasil uji emisi bulan lalu, banyak hal yang harus di tangani dengan serius, baik masalah pokok, maupun masalah lainnya. Masalah pokok adalah penyempurnaan agar dapat lulus uji emisi. Masalah lain jauh lebih banya dari itu, yaitu masalah personel dan manajemen.
Sementara itu berkembang rumor tentang kemungkinan Jokowi pergi dari Solo ke Jakarta. Andaikan sejarah menyatakan bahwa Jokowi menjadi Gubernur DKI, maka ada kemungkinan laju perkembangan mobil Esemka melambat, bahkan mati dan hilang dari peredaran. Ini bukan mengecilkan peran Mendikbud, tapi kenyataan di lapangan, bahwa Jokowi lah yang selama ini memberikan api semangat bagi mobil Esemka.
Tunggulah mobil Esemka menjadi Mobil Nasional, satu, dua atau tiga tahun lagi. Atau lebih lama juga tidak apa-apa. Dengan demikian, meskipun jabatannya "hanya" Walikota, tetapi telah memberikan manfaat yang jauh lebih besar bagi bangsa ini.
Semangat Esemka harus terus dijaga, dipertahankan, dikembangkan dan disebarluaskan.
Apalah artinya jabatan Gubernur DKI, jika nantinya Esemka terlantar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar