Kapal Maruta Jaya - 900 milik BPPT, yang tenggelam di Tanjung Priok pada Minggu (8/1) lalu, selesai dibuat tahun 1990, menelan biaya sekitar Rp 4 miliar sampai Rp 5 miliar. Saat itu, yang mengelola kapal itu adalah operator yaitu PT Elsa Trans Nusantara.
Maruta Jaya 900 produksi PT PAL Indonesia ini didesain khusus sebagai kapal angkutan barang (Cargo Ship) yang hemat BBM dan ramah lingkungan yang mulai beroperasi secara resmi pada 20 Mei 1990 dan didesain mampu mengangkut kargo maksimal 900 ton.
Kapal ini juga mampu menghemat konsumsi BBM sampai 70% dibandingkan dengan kapal sejenisnya. Jika kapal sejenis mengkonsumsi BBM sekitar 3.000 liter/hari, KLM Maruta Jaya 900 hanya memerlukan 900 liter/hari.
Tenaga angin digunakan sebagai tenaga penggerak utama kapal. Dengan penggunaan layar seluas 1.200 meter persegi yang terdiri dari 1 buah layar jib (jib sail) berbentuk segitiga yang terletak di bagian haluan (bowsprit), 2 buah layar utama (main sail) berbentuk segiempat yang masing -masing terpasang pada tiang utama (main mast) dan 1 buah layar mizzen (mizzen sail) yang tepasang pada tiang belakang dan dapat memberikan dorongan kekuatan laju kapal sampai dengan 9 knot pada saat cuaca normal.
Apa penyebab tenggelamnya kapal tersebut? Tidak ada yang tahu. Tenggelamnya kapal tidak beralasan.
Mau tahu berapa biaya untuk mengangkat kapal itu? Ternyata biayanya mencapai Rp 3 milyar. Urusannya ribet, lagi, karena banyak pihak terkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar