Siapa menyangka, Ir Joko Widodo, yang akrab dengan panggilan Jokowi itu dapat memenangi Pilgub DKI Jakarta pada Pilkada 2012, mengalahkan incumben Fauzi Bowo. Meski dengan perjuangan yang berat, namun pada kenyatannya Jokowi mengalahkan Fauzi Bowo.
Pada Pilkada Tahap Pertama, Jokowi yang tidak diunggulkan, ternyata berhasil mengalahkan lima pasang calon lainnya, meskipun perolehan suaranya kurang dari 50%. Jokowi pun berhasil masuk ke putaran kedua dengan moril lebih tinggi.
Di sisi lain, Fauzi Bowo berhasil mendapatkan dukungan dari partai-partai yang semula mengusung calonnya sendiri, sementara Jokowi hanya didukung oleh partai pengusungnya saja. Secara teoretis, Fauzi Bowo berada di atas angin, karena banyak partai yang mendukung.
Namun pada kenyataannya, setelah pemilu tahap kedua berlangsung, Jokowi berhasil memenangi pemilu tersebut, mengalahkan Fauzi Bowo.
Hal tersebut merupakan babak baru dalam dunia perpolitikan di Indonesia, dimana suara elite partai sudah mulai diabaikan oleh orang-orang yang semula menjadi konstituennya.
Saya tidak hendak mengatakan bahwa saat ini kondisi partai politik buruk, namun fenomena tersebut menunjukkan menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada partai politik. Jika partai politik tidak segera berbenah, maka mereka akan ditinggalkan oleh konstituennya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar