Kalau kita tanya sesorang, apa cita-citanya, maka banyak yang menjawab bahwa mereka ingin hidu bahagia. Ada yang mengatakan ingin bahagia dunia dan akhirat.
Namun marilah kita perhatikan kasus-kasus berikut:
1. Karto orang miskin. Rumahnya kecil, terbuat dari bilik. Tidak ada radio atau TV di rumahnya. Ia mempunyai seorang isteri dan tiga orang anak. Mereka tidur di bale-bale tanpa kasur, hanya beralaskan tikar.
Sebagai orang miskin, Karto tidak punya sepeda motor karena tidak mampu beli. Kendaraan yang ia punya hanyalah sepeda.
Namun jika kita perhatikan, kehidupannya tenang, tenteram. Dalam kemiskinannya, wajah Karto tampak cerah. Karto, isteri dan anak-anaknya hidup rukun. Mereka baik dalam berhubungan dengan orang lain.
Pendek kata, kehidupan Karto dan keluarganya tampak bahagia.
2. Kamijo adalah orang yang termasuk golongan orang kaya di lingkungannya. Kamijo mempunyai rumah besar, punya mobil, punya sepeda motor. Kamijo juga punya burung perkutut, punya ayam jago kesukaan, punya sawah dan ladang yang luas. Kamijo punya seorang isteri yang cantik dan punya dua orang anak. Di dalam rumahnya terdapat TV, radio dan alat-alat kesenangan lainnya. Mereka tidur di atas kasur yang empuk. Dengan hartanya yang banyak, Kamijo mampu membeli apa yang diinginkannya.
Namun Kamijo terkenal sebagai orang yang kasar, suka membentak dan memukul orang lain yang tidak sesuai dengan keinginannya. Bahkan terhadap isteri dan anak-anaknya.
Karena kelakuannya yang demikian, banyak orang yang tidak suka kepada Kamijo. Kalau toh ada orang yang berhubungan baik dengan Kamijo, tentu karena ada maunya, misalnya bekerja pada Kamijo agar mendapatkan upah.
Suasana dalam rumah tangga Kamijo tidak kondusif. Semua tegang, stress, termasuk Kamijo sendiri.
Apakah Kamijo bahagia?
Lalu apakah bahagia itu? Dimanakah letak bahagia?
Darsono/Simbah
+6283870712658
+6281514115168
f: darsonosimbah
t: Darsono_Simbah
bernilai.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar